TASIKMALAYA – Batik telah menjadi salah satu trademark dan pakaian kebanggan bagi Indonesia. Berasal dari kain yang dilukis dengan lilin panas, batik kebanyakan dikenal dari wilayah-wilayah di pulau Jawa termasuk tanah Sunda.
Setiap wilayah di Jawa Barat memang memiliki batik dengan motif khas yang didominasi oleh warna cerah. Batik sunda yang lebih banyak dikenal berasal dari Cirebon dengan motif Megamendung ataupun batik Garutan.
Selain keduanya, Tasikmalaya juga memiliki batik. Terdapat beberapa variasi motif dan produk batik jika Anda pergi ke Pasar Batik Tasik. Namun, ada satu varian batik yang lebih khas bagi Tasikmalaya yang disebut sebagai Batik Sukapura.
Dinamai dengan sebutan lama Kabupaten Tasikmalaya, Batik Sukapura memiliki motif yang menonjolkan warna khas, yaitu warna Soga. Sayangnya, kekhasan warna belum bisa diangkat ke ranah yang lebih luas sebab mudah ditiru. Kekhasan ini pun bisa saja serupa dengan batik dari daerah lain.
Berbagai permasalahan ini terungkap dalam Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Tasikmalaya, Jumat, 30 Agustus 2019 lalu.
Dalam diskusi yang membahas ikon batik dari Tasikmalaya ini, Dekranasda mengundang Kadin, seniman batik, pengrajin batik, dan pemangku kebijakan lainnya.
Kabupaten Tasikmalaya menginginkan adanya sebuah ikon batik yang dapat dipatenkan dan menjadi simbol dari tatar Sukapura. Dengan dipatenkan, batik tersebut dapat menjadi warisan budaya yang terus diturunkan.
Tasikmalaya memang belum memiliki batik yang secara legal ditetapkan sebagai ikon khas dari begitu banyak varian yang ada saat ini.
Diskusi tersebut banyak membahas komposisi batik yang perlu dijadikan ikon, mulai dari motif, pewarnaan, dan bahan yang didapatkan dari berbagai lomba rancang motif batik.
Namun, memang belum didapatkan komposisi batik yang ditetapkan sebagai khas Tasikmalaya. Jika sudah didapatkan, akan segera dipatenkan dan dibuat kawasan industri khusus untuk memproduksi batik tersebut.
Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Tenaga Kerja, Rahayu Jamiat Abdullah menegaskan bahwa Batik Sukapura telah memiliki ciri khas jika ditilik dari warnanya sehingga layak menjadi ikon.
“Jika melihat batik yang warnanya seperti itu, kita pasti tahu bahwa itu adalah Batik Sukapura,” katanya.
Hanya kelegalan identitas yang menjadi masalah. Batik Sukapura belum terdaftar dalam Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI) sebagai hak paten warga Tasikmalaya.
Menurutnya, dengan warna sudah cukup karena motif akan terus berubah mengikuti keinginan pasar. Selain itu, masalah motif pun masih belum ada kesepakatan. Masih banyak perbedaan pandangan.
Namun, keinginan untuk memiliki batik yang terpatenkan masih terus digugu dan diusahakan menjadi nyata agar bisa menjadi simbol warisan budaya di Tasikmalaya.